Mengenai Saya

suka suasana alam d rumah. Sering bgt..merasa profesi tetangga lebih menjanjikan daripada profesi sendiri. Dan skarang berusaha mencintai farmasi..

Minggu, 02 Oktober 2011

copas dari twitter om jaya YEA.. kerennn sob.

1. Tulis yaa, dlm dunia persilatan bisnis, ada 4 tipe org: KONTRAKTOR + KONSEPTOR + KONEKTOR + INVESTOR #F/F
2. KONTRAKTOR itu istilah sy bagi mrk yg memiliki skill teknis, bertahun2 menekuni hal yg serupa. #F/F
3. Nah, KONTRAKTOR ini bisa juga pemilik usaha yg biasanya pertumbuhannya agak tersendat krn keuangan. #F/F
4. Krn Ia sibuk ngurus detail, dia tak byk waktu u/ membuat konsep dan membangun jaringan. #F/F
5. Orderannya bertambah krn ketekunannya & keterandalannya dlm mengerjakan proyek2. #F/F
6. KONTRAKTOR ini jgn diartikan harfiah yaa, tapi bisa juga pemilik resto, peternak, petani handal, dll. #F/F
7. Garis merahnya KONTRAKTOR yg sy maksud adlh TEKUN, PENGALAMAN, AHLI, JUJUR, HANDAL!!! Diluar itu, jangan deh. #F/F
8. Misal, anda kenal dg seorg peternak ayam yg 'cukup' berhasil, tapi tersendat hal dana--> inilah yg dicari. #F/F
9. Contoh lain, seorg petani buah naga, memiliki keahlian, permintaan besar, tapi kekurangan di supplynya. #F/F
10. Juga, kontraktor beneran yg punya proyek perumahan, tender jalan dll, tapi kekurangan modal... #F/F
11. Kedua: KONSEPTOR--> Org ini paham caranya NGITUNG & membuat proposal yg bener & melihat peluang yg tak terlihat. #F/F
12. Kalaupun toh dia tak ngerti detail yg dikerjakan kontraktor, dia akan TEKUN mengumpulkan DATA dr internet & para ahli. #F/F
13. Hingga ia mendapatkan sesuatu ANGKA KEUNTUNGAN yg disukai INVESTOR kebanyakan... #F/F
14. Tentu saja tak semua jenis usaha menarik bagi KEBANYAKAN INVESTOR, spt pensiunan, artis, profesional, juga bank! #F/F
15. Garis Merahnya adalah CASHFLOW (CF) alias kelancaran duitnya... Yg sy bicarakan disini, dibatasi oleh CF Harian, Bulanan

16. Baik, gampangnya spt ini... Apakah seorg pensiunan akan sabar menanti investasinya menghasilkan return 1 thn kemudian? #F/F
17. Mungkin jk diminta memilih, ia lbh memilih untung (bagi hasil) 5% perbulan, drpd 100% tapi tahun depan. Knapa? #F/F
18. Krn ia juga punya kebutuhan hidup kan... Bagaimana dg anda? Tergantung cadangan 'devisa' masing2 tentunya. #F/F
19. Hanya saja sy berbicara 'kebanyakan' lho, agar anda tak frustasi saat mencari investor nanti.. #F/F
20. Lanjut... Nah, ketiga: KONEKTOR--> Org2 ini memiliki JARINGAN yg kuat & Org PERCAYA denganya!!! #F/F
21. Sy punya seorg kawan namanya Leo, sy sebut berwajah Budha, krn senyumnya 'adhem' & saya PERCAYA dia Jujur! #F/F
22. Org2 tipe KONEKTOR, kenal & disukai banyak org, ringan tangan, dan dapat dipercaya. Penipu bisa, tapi tak langgeng! #F/F
23. Dan terakhir adlh Tipe INVESTOR--> Org berduit, tapi tak punya waktu & atau keberanian u/ mengelola duitnya.. #F/F
24. Nah, kita mulai permainannyaa.... Sudahkah ada bayangan siapa2 org2 yg saya sebutkan? Apakah tipe anda? #F/F
25. Mulailah dg menemukan si KONTRAKTOR... Dan BACA PELUANGNYA.... #F/F
26. Misal nih, murid YEA, dia kenal dg seorg KONTRAKTOR yg punya usaha penambangan pasir batu (sirtu). #F/F
27. Langkah kedua, membaca peluang yg ada, dlm kasus ini, ada SELISIH HARGA cukup besar, antara beli di tambang dg pengepul. #F/F
28. Namun ada kendala (baca: PELUANG), harus beli dlm PARTAI BESAR u/ mendapat diskon besar. #F/F
29. Nah, disinilah si KONTRAKTOR memerlukan DANA SEGAR dari INVESTOR... #F/F

30. Jika anda adlh KONSEPTORNYA, pelajari seluk beluknya, buat proposalnya... #F/F
31. Dlm kasus siswa YEA, dia bisa mendapat selisih margin (Harga jual - kulakan)/Harga jual = 30% (misal). #F/F
32. Kalo anda bingung masuk tipe mana, brarti anda bisa belajar menjadi KONSEPTOR. Krn tipe ini yg bisa instan dipelajari. #F/F
33. Tipe KONTRAKTOR & KONEKTOR perlu waktu u/ membangunnya. #F/F
34. Nah dr selisih 30 % tadi, dia memerlukan dan sebesar 1Milyar. Yuk biasakan bicar 'M' yaa. Murid sy msh umur 24 th lho. #F/F
35. Nah, ia & kawannya, membuat proposal singkat & mencari pendanaan dari INVESTOR. KONEKTORNYA? #F/F
36. Kadang ditemui, KONSEPTOR juga seorg KONEKTOR! Dia punya 'ILMU' (dari YEA nih) membuat proposal, jg kenal INVESTOR. #F/F
37. Nah, apa yg ia tawarkan kpd investor? BAGI HASIL! Dg hitungan margin segitu, dia berani bagi 10% ROI (perbulan) kpd INVESTOR. #F/F
38. ROI: Return On Investment (Tingkat pengembalian Modal) = Bagi hasil : Total investasi x 100%. Mudeng? #F/F
39. Misal anda invest 100 juta, dapat untung 10 juta perbulan--> ROI = 10%/ bln. Mudeng atau msh Mubeng? Atau Mupeng? #F/F
40. Belum selesai nih... masih ada yg indah2 dibelakang, dijamin!!! #F/F

41. Nah, siswa YEA tadi, berhasil mendapat pinjaman 1M dari 2 INVESTOR, 500 juta perorg. Dg bagi hasil yg berbeda. (nego) #F/F
42. Nah, ada kasus juga dimana dia MEMERLUKAN KONEKTOR LAIN u/ membantunya mendpt INVESTOR. #F/F
43. Gini deh contohnya... Kalo anda mendapat informasi itu (ROI: 10%/bln), apa yg anda pikirkan? #F/F
44. Brapa sih 'bagi hasil' deposito umumnya? Anggap aja 10% PERTAHUN deh di BPR. Artinya kurang dari 1% perbulan. #F/F
45. Kalo anda ketemu nih sama tipe INVESTOR pensiunan, nglirik gak dg bagi hasil 5% perbulan? #F/F
46. Artinya... Jika anda jelaskan konsep usaha & bagi hasilnya, maka anda akan mendapat selisih 5% perbulan. #F/F
47. Misal kawan anda invest 100 juta kpd anda dg bagi hasil 5%/bln & anda investkan dg ROI 10%/bln, anda mendapat selisih 5% kan?
48. 5% dari 100 jeti, yaitu 5 jeti perbulan, gak kerja, alias KONTRAKTORNYA ORG LAIN. #F/F

Kamis, 29 September 2011

macam2 gaya kepemimpinan


Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, antara lain :
  • Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)
  • Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
  • Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
  • Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
  • Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin,
  • Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat?
  • Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat berikut :
  • Pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
  • Kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinanseseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.
Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :
  • seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan
  • bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya
  • ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Untuk menjawab pertannyaan kedua dapat dirumuskan dua kategori yang sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi:
  • Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dilaihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain
  • Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpinorganisasi lain.
Tipe-tipe Kepemimpinan :
  • Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
  • kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
  • pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
  • Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
  • menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
  • dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
  • bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
  • menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
  • Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
  • Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
  • Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggotaorganisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini adalah :
  • pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
  • pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya langsung.
  • Status quo organisasional tidak terganggu
  • Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindah yang inovatif diserahkan kepada para anggotaorganisasi yang bersangkutan sendiri.
  • Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum. 
Tipe Demokratik
  • Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
  • Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
  • Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
  • Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat manusia
  • Seorang pemimpin demokratik disegani bukannya ditakuti.
 Ciri ciri pemimpin dan kepemimpinan yang ideal antara lain :
  • Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak secara generalis.
  • Kemampuan Bertumbuh dan Berkembang
  • Sikap yang Inkuisitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang mencerminkan dua hal: pertama, tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
  • Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan dalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah.
  • Daya Ingat yang Kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya, salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.
  • Kapasitas Integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki pandangan holistik mengenai orgainasi.
  • Keterampilan Berkomunikasi secara Efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
  • Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.
  • Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalamorganisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar organisasitersebut.
  • Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai bapak dan penasehat bagi para bawahannya.  Salah satu kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada kemampuannya bertindak secara objektif.
  • Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
  • Kemampuan Menentukan Prioritas, biasanya yang menjadi titik tolak strategik organisasional adalah “SWOT”.
  • Kemampuan Membedakan hal yang Urgen dan yang Penting
  • Naluri yang Tepat, kekampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
  • Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, keterikan satu sama lain.
  • Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
  • Keteladanan,s seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
  • Menjadi Pendengar yang Baik
  • Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisonal, temporal dan spatial.
  • Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut oleh seseorang.
  • Ketegasan
  • Keberanian
  • Orientasi Masa Depan
  • Sikap yang Antisipatif dan Proaktif

 KERETAKAN DALAM ORGANISASI

Salah paham dalam menerima dan menafisrkan pesan.
  • Prosedur hubungan dalam organisasi tidak diikuti dengan benar. Misalnya, arahan dari pihak atasan langsung ke level paling bawah, tanpa mengambil peranan pihak tengah (middle level) dalam organisasi.
  • Kurangnya komitmen penuh dalam kerja organisasi. Aturan organisasi tidak dipahami dan dihayati pleh anggotaorganisasi.
  • Adanya kepentingan pribadi. Organisasi dipergunakan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
  • Permasalahan yang tidak kunjung selesai, sehingga tidak muncul kondisi organisasi yang nyaman.
  • Tidak adanya pembagian kerja dan juga pembagian keuntungan yang adil..
Keretakan dalam organisasi dapat menumbuhkan citra negatif, dengan permasalah yang saling terkait, antara lain :
  • Keretakan hubungan antara anggota organisasi.
  • Perselisihan yang terus berlarut-larut dan suasana organisasi yang muram.
  • Wujud sikap mementingkan diri sendiri.
  • Produktivitas organisasi merosot.
  • Ketidakstabilan organisasi akibat dari retaknya hubungan.
  • Penyalahsunaan kekuasaan, mementingkan diri sendiri

PEMIMPIN VISIONER

Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Diana Kartanegara, 2003).
Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu:
  • Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan “guidance, encouragement, and motivation.”
  • Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Ini termasuk, yang plaing penting, dapat “relate skillfully” dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).
  • Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision).
  • Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan “ceruk” untuk mengantisipasi masa depan. Cerukini merupakan ssebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber dayaorganisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan dan perubahan ini.
Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:
  • Visualizing.  Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
  • Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
  • Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur,organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
  • Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu
  • Creative ThinkingDalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”.
  • Taking Risks.  Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.
  • Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruhorganisasi.
  • Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan  golongan tertentu.
  • Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama  dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.
  • Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau  tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
Burt Nanus (1992),  mengungkapkan ada empat peran yang harus dimainkan oleh pemimpin visioner dalammelaksanakan  kepemimpinannya, yaitu:
  • Peran penentu arah (direction setter). Peran ini merupakan peran di mana  seorang pemimpin menyajikan suatu visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna diraih pada masa depan, dan melibatkan orang-orang dari “get-go.” Hal ini bagi para ahli dalam studi dan praktek kepemimpinan merupakan esensi darikepemimpinan. Sebagai penentu arah, seorang pemimpin menyampaikan visi, mengkomunikasikannya, memotivasi pekerja dan rekan, serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan merupakan hal yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada seluruh tahap usaha menuju masa depan.
  • Agen perubahan (agent of change). Agen perubahan merupakan peran penting kedua dari seorang pemimpin visioner.Dalam konteks perubahan, lingkungan eksternal adalah pusat. Ekonomi, sosial, teknologi, dan perubahan politis terjadi secara terus-menerus, beberapa berlangsung secara dramatis dan yang lainnya berlangsung dengan perlahan. Tentu saja, kebutuhan pelanggan dan pilihan berubah sebagaimana halnya perubahan keinginan parastakeholders. Para pemimpin yang efektif harus secara konstan menyesuaikan terhadap perubahan ini dan berpikir ke depan tentang perubahan potensial dan yang dapat dirubah. Hal ini menjamin bahwa pemimpin disediakan untuk seluruh situasi atau peristiwa-peristiwa yang dapat mengancam kesuksesan organisasi saat ini, dan yang paling penting masa depan. Akhirnya, fleksibilitas dan resiko yang dihitung pengambilan adalah juga penting lingkungan yang berubah.
  • Juru bicara (spokesperson). Memperoleh “pesan” ke luar, dan juga berbicara, boleh dikatakan merupakan suatu bagian penting dari memimpikan masa depan suatu organisasi. Seorang pemimpin efektif adalah juga seseorang yang mengetahui dan menghargai segala bentuk komunikasi tersedia, guna menjelaskan dan membangun dukungan untuk suatu visi masa depan. Pemimpin, sebagai juru bicara untuk visi, harus mengkomunikasikan suatu pesan yang mengikat semua orang agar melibatkan diri dan menyentuh visi organisasi-secara internal dan secara eksternal. Visi yang disampaikan harus “bermanfaat, menarik, dan menumbulkan kegairahan tentang masa depan organisasi.”
  • Pelatih (coach). Pemimpin visioner yang efektif harus menjadi pelatih yang baik. Dengan ini berarti bahwa seorang pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk mencapai visi yang dinyatakan. Seorang pemimpin mengoptimalkan kemampuan seluruh “pemain” untuk bekerja sama, mengkoordinir aktivitas atau usaha mereka, ke arah “pencapaian kemenangan,” atau menuju pencapaian suatu visi organisasi. Pemimpin, sebagai pelatih, menjaga pekerja untuk memusatkan pada realisasi visi dengan pengarahan, memberi harapan, dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting bagi organisasi dan visinya untuk masa depan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut dapat dibantah bahwa pemimpin sebagai pelatih,  lebih tepat untuk ditunjuk  sebagai “player-coach.”
  •  di copas dari http://hutantropis.com/gaya-kepemimpinan-dalam-organisasi

Senin, 26 September 2011

hmmm

maunya  dlm suka duka susah senang tawa tangis, snyum mewek sekalipun,,,, blajar ,,, untuk waktu yg akan hilang ini...sepertinyaaa... ah udahlah ...

Rabu, 21 September 2011

gawatttt!!!!

akhir2 ini kosan kemalingan , barusan jg ada yang datang, adk sepupu q ketemu sama orangnya... katanya ada 2 orang yg satu tinggi besar wajah menyeramkn yang ke 2 orangnya kcil aja... kamar lantai 2 udh beberapa kali kebobolan, tadi nyaris di bobol lg, untung tmn q pasang 2 kunci. God, lindungi kami... mengerikan kalo sampai kejadian.

Senin, 15 Agustus 2011

cincau sirup

paling suka sm ini, cincau sebanyak yg kt mau, tambh sirup campolay, tambh es, weuu.. Paling simpel nh.

suka buah ga y?

check lemari es ada apa aja? Kalo ada melon, pepaya, ada susu, sirup selain sirup rasa jeruk, soalny jeruk + susu menggumpal. Kalo ada campolay mantap, tp suka2 aja mana mau, ceritanya santan kelapa lg ga ada nh, ganti aja ma susu sebanyak yg kt mau.. Buah ny jg suka 2 kita, potong buahny, + susu secukupnya, + es, kalo ga suka es, ga usah, + sirup sampai manis yg kt mau.. Jadi dh.

makanan buat berbuka

bro n sist, doyan bli makanan berbuka diluar kan? Nah, kemungkinan mengandung bahan kimia berbahaya.. Kita bikin aja yuuk, resepnya suka suka kita...dan bahan yg ada d persediaan aja.. :D
ok lets see, yg ada di dapur ada apa aja y?
Cappuccino instant, cincau n es.
Tinggal bikin cappuccino ky biasa,dlm gelas, tambah air + es, masukin cincau yg udh di potong2 jadi dh.

Selasa, 02 Agustus 2011

dear tmn lama

ucapan mu ky palu godam menghantam kapala q
bikin aq sadar,
sekali saingan tetap saingan
sekarang mrasa ky sampah yg bisa diinjak atau spam email ga penting?
malu iya, minder iya, aq kan cuma ungkapin kangen teman lama...
tp aq malah dpt iniii... eniwei thanks y udah ingetin , negur aq....

Senin, 01 Agustus 2011

:(

searching the right man
siapa sh pemilik tulang rusuk ini?
lelah menunggumu menemukanku
jangan2 tertukar?
woooo... mungkin ya mungkin ga? mungkin saja... :P

omong2 sekarang ini lagi tren ya majang PP anak2 ?
mentang2 udh merit, udh punya anak... wuiiih ngiri abiiiiiiisss aq
copy annya lebih imut dr mak bapaknya ( ya iya lah namanya jg anak2)

ahah napa dulu aq nolak sso gara2 sso yang ternyata pergi dr hidup q? lucu bnr hidup ini...
ada yang dengan terang2an ngomong bakal tunggu aq merit dulu lantaran cintaya q tolak, ga taunya dia merit duluan
baahhh,,,
ada yang dengan manis pasang janji2 , gara2 dia aq nolak orang lg, ga taunya dia malah yang pergi.
 ada yang pergi dan pengen kembali... ga taunya... pengikutnya dah bejibun, ogaaah saingan sm mrk

aq lelah wahai pemilik tulang rusuk ini....
lelah berusaha mencarimu, tp kau tak jua q temukan...
lelah sangat....

berselisih dengan lingkungan q, melawan arus... doooh...lelah juga main hati
 :(((((
memasuki Ramadhan 1432H , mohon maaf lahir dan bathin ya teman2.
omong2 soal maaf2 an, sehari jelang Ramadhan, nunggu SMS dari kerabat , teman, sahabat, yang bisasnya ucapn itu di via SMS, malah ga ada satupun SMS yang masuk T.T
nunggu2 jg akhirnya inisiatif sendiri SMS tmn2 yang ada di phone book hp, banyakan namanya udah diganti, :D entah itu karena sebel atau, iseng , ga pengen ingat yang punya nomor.
karena lupa, im honestly lupa menghapus nomor yang udah beberapa tahun tersimpan di phonebook, weeeiiii.. ga nyangka ternyata masi aktif itu nomor, nomor sahabat chat q... tiba2 di telpon, seneng.. bisa ngobrol lg, next, aq lupa itu nama siapa, ternyata, mantan T.T senang sh... tp bikin sediiiiiiiiiiiiiihhhh... harusnya dia ga usah telpon, harusnya nomornya q hapus, harusnya... harusnya...harusnya....
tapi ya sudahlah
udh fb ny q blokir, begonya nomornya ga q hapus...
doooh.........

Selasa, 12 Juli 2011

kejujuran

sering ketemu d jejaring sosial, saling sindir , satu sama lain pd postingan ny. Padahal yang lain yg ga berkepentingan jg bisa merasa lho, ada jg user yg lg sensi, jd selalu merasa dtujukan untkny.. Menurut q sh, apa salahny kt ngomong langsung sama yg bersangkutan, via dm, email, inbox gt? Dgn kata yg berbeda n sopan.. Walau tersinggung sebentar, tp masalah beres n ga melebar ke user lain. Bukan mau jd orang yg sok bijaksana sh, agak ngaku jg sy ini ga gt pinter urusan sosialisasi gn, cuma sebagai pengamat sy menyampaikn pendapat sy , soalny sering bgt ktmu salah paham akibt sindiran2 baik scr halus maupun kasar. Termasuk sy..

Kamis, 07 Juli 2011

minuman berenergi

banyak yg kmakan iklan, minum2an penambh stamina, pdhl internet menyediakan informasi yg lengkap, jika mereka mau mengenal apa yg mrk konsumsi bagi organ mrk sndiri.
Aq ga mau kejadian meninggalny 'dia' kejadian pd orang lain. Itu point ny.

Minggu, 03 Juli 2011

kenapa?

terkadang yg kt melihat rumput tetangga lebih hebat drpd pekarangan rumah sndiri.
Well.. Sebenarnya kebenaran itu tidaklah sama dgn apa yg kelihatan atau terlihat...
Kadang kt merasa dibohongi oleh fakta. Krn kita terlalu ikut jalan fikiran dan daya khayal kita. Sehingga tak sesuai harapan..
Namun demikian, tetaplah berfikiran normal dan sesuaikn dgn logika...

curiga

boleh aja curiga, saling mencurigai, tp ada batasnya, dan harus ada alasan serta bukti yang kuat kenapa mencurigai. Dan perlu konfirmasi dari pihak terkait akan kebenaran suatu berita. Ga boleh pakai emosi lho.. Karena emosi cuma bikin lbh runyam. Ga dapat penyelesaian dr masalah itu.
Omong2 soal curiga. Pernah ga kmu curiga pd pasanganmu? Curiga adanya pihak ke 3? Well, sebaiknya tanyakan pd yg bersangkutan akan hal tersebut, disertai bukti yg cukup. Karena kalau ga ada bukti berarti kmu fitnah dia y? Makin runyam lh hubunganmu. Lakukan dgn kepala dingin y.. Heart to heart, face to face. Jgn langsung percaya kata orang, kata orang. Dan kata orang..
Ga baek. Krn bnyk hubungan kandas krn hal itu. Jika dia pantas d percaya, mk cobalah untk memahami ny alasan ny..

Minggu, 26 Juni 2011

fenomena ldr

semenjak makin bertambhny situs jejaring sosial, semakin banyak d temukan pasangan LDR .
Pointny sh,, kira2 hubungan seperti ini sehat ga?

Rabu, 22 Juni 2011

leptospirosis ... hati2 ya buat yang daerah rawan banjir dan lembab


LEPTOSPIRA

I. Defenisi

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.

II. Sumber Penularan

Hewan yang menjadi sumber penularan adalah tikus (rodent), babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.

III. Cara Penularan

Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.

IV. Gejala Klinis

Stadium Pertama
? Demam menggigil
? Sakit kepala
? Malaise
? Muntah
? Konjungtivitis
? Rasa nyeri otot betis dan punggung
? Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4-9 hari

Gejala yang Kharakteristik
? Konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/porulen (kemerahan pada mata)
? Rasa nyeri pada otot-otot Stadium Kedua
? Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita
? Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
? Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul kemungkinan akan terjadi meningitis.
? Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat.

Komplikasi Leptospirosis
Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat mengikabatkan kematian mendadak.
Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas.
Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernafasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata (konjungtiva).
Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati.

V. Pencegahan

Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.
Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.
Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan, dan lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
Menjaga kebersihan lingkungan
Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
Menghindari pencemaran oleh tikus.
Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus
Meningkatkan penangkapan tikus.

VI. Pengobatan

Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak di jumpai di pasar seperti Penicillin dan turunannya (Amoxylline)
Streptomycine, Tetracycline, Erithtromycine.
Bila terjadi komplikasi angka lematian dapat mencapai 20%.
Segera berobat ke dokter terdekat.

VII. Kewaspadan oleh Kader / Masyarakat.

Bila kader / masyarakat dengan gejala-gejala diatas segera membawa ke Puskesmas / UPK terdekat untuk mendapat pengobatan

VIII. Sistem Kewaspadaan Dini

Analisa data penderita Leptospirosis yang dilaporkan oleh Rumah Sakit (SARS) ke Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta

IX. Penanggulangan KLB

Penanggulangan KLB dilakukan pada daerah yang penderita Leptospirosis cenderung meningkat (per jam/hari/minggu/bulan) dengan pengambilan darah bagi penderita dengan gejala demam, sekitar 20 rumah dari kasus indeks.


LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan yang disebabkan kuman leptospira patogen dan digolongkan sebagai zoonosis.
Gejala klinis leptospirosis mirip dengan penyakit infeksi lainnya seperti influensa, meningitis, hepatitis, demam dengue, demam berdarah dengue dan demam virus lainnya, sehingga seringkali tidak terdiagnosis. Keluhan-keluhan khas yang dapat ditemukan, yaitu: demam mendadak, keadaan umum lemah tidak berdaya, mual, muntah, nafsu makan menurun dan merasa mata makin lama bertambah kuning dan sakit otot hebat terutama daerah betis dan paha. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis, dengan curah hujan tinggi (kelembaban), khususnya di negara berkembang, dimana kesehatan lingkungannya kurang diperhatikan terutama. pembuangan sampah. International Leptospirosis Society menyatakan Indonesia sebagai negara insiden leptospirosis tinggi (tabel 1) dan peringkat tiga di dunia untuk mortalitas


Siklus Penularan Leptospira

Berdasarkan data Semarang tahun 1998 ? 2000. Banjir besar di Jakarta tahun 2002, dari data sementara 113 pasien leptospirosis,
diantaranya 20 orang meninggal. Kemungkinan infeksi leptospirosis cukup besar pada musim penghujan lebih?lebih dengan adanya Penularan leptospirosis pada manusia ditularkan oleh hewan yang terinfeksi kuman leptospira. Pejamu reservoar utama adalah roden/tikus dengan kuman leptospira hidup di dalam ginjal dan dikeluarkan melalui urin saat berkemih. Manusia merupakan hospes insidentil yang tertular secara langsung atau tidak langsung (gambar 1).

Penularan langsung terjadi:
Melalui darah, urin atau cairan tubuh lain yang mengandung kuman leptospira masuk ke dalam tubuh pejamu
Dari hewan ke manusia merupakan penyakit kecelakaan kerja, terjadi pada orang yang merawat hewan atau menangani organ tubuh hewan misalnya pekerja potong hewan, atau seseorang yang tertular dari hewan peliharaan.
Dari manusia ke manusia meskipun jarang, dapat terjadi melalui hubungan seksual pada masa konvalesen atau dari ibu penderita leptospirosis ke janin melalui sawar plasenta dan air susu ibu.
Penularan tidak langsung terjadi melalui genangan air, sungai, danau, selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan seperti tikus, umumnya terjadi saat banjir. Wabah leptospirosis dapat juga terjadi pada musim kemarau karena sumber air yang sama dipakai oleh manusia dan hewan.

Faktor risiko

Faktor ? faktor risiko terinfeksi kuman leptospira, bila kontak langsung / terpajan air dan rawa yang terkontaminasi yaitu:
Kegiatan yang memungkinkan kontak dengan lingkungan tercemar kuman keptospira, misalnya saat banjir, pekerjaan sebagai tukang kebun, petani, pekerja rumah potong hewan, pembersih selokan, pekerja tambang, mencuci atau mandi di sungai/ danau, dan kegiatan rekreasi di alam bebas serta petugas laboratorium.
Peternak dan dokter hewan. yang terpajan karena menangani ternak, terutama saat memerah susu, menyentuh hewan mati, menolong hewan melahirkan, atau kontak dengan bahan lain seperti plasenta , cairan amnion dan bila kontak dengan percikan infeksius saat hewan berkemih.
Kuman leptospira masuk ke dalam tubuh pejamu melalui luka iris/ luka abrasi pada kulit, konjungtiva atau mukosa utuh yang melapisi mulut, faring, osofagus, bronkus, alveolus dan dapat masuk melalui inhalasi droplet infeksius dan minum air yang terkontaminasi.
Infeksi melalui selaput lendir lambung, jarang terjadi, karena ada asam lambung yang mematikan kuman leptospira.

Tanda Penderita Leptospirosis :

Sklera Ikterik = mata kuning.
Gejala leptospirosis meliputi :
demam ringan atau tinggi yang umumnya bersifat remiten
nyeri kepala
menggigil
mialgia
mual, muntah dan anoreksia
nyeri kepala dapat berat, mirip yang terjadi pada infeksi dengue, disertai nyeri retro-orbital dan fotopobia
nyeri otot terutama di daerah betis sehingga pasien sukar berjalan, punggung dan paha.
Sklera ikterik (gambar 2) dan conjunctival suffusion (gambar 3) atau mata merah dan pembesaran kelenjar getah bening, limpa maupun hati.
kelainan mata berupa uveitis dan iridosiklitis.
Manifestasi klinik terpenting leptospirosis anikterik adalah meningitis atau radang selaput otak aseptik yang tidak spesifik sehingga sering tidak terdiagnosis.

Gejala klinik menyerupai penyakit-penyakit demam akut lain, oleh karena itu pada setiap kasus dengan keluhan demam, harus selalu dipikirkan leptospirosis sebagai salah satu diagnosis bandingnya, terutama di daerah endemik.
Leptospirosis ringan atau anikterik merupakan penyebab utama fever of unknown origin di beberapa negara Asia seperti Thailand dan Malaysia. Mortalitas pada leptospirosis anikterik hampir nol, meskipun pernah dilaporkan kasus leptospirosis yang meninggal akibat perdarahan masif paru dalam suatu wabah di Cina. Tes pembendungan terkadang positif, sehingga pasien leptospirosis anikterik pada awalnya di diagnosis sebagai pasien dengan infeksi dengue.
Pada leptospirosis ikterik, pasien terus menerus dalam keadaan demam disertai sklera ikterik, pada keadaan berat terjadi gagal ginjal akut, ikterik dan manifestasi perdarahan yang merupakan gambaran klinik khas penyakit Weil.
Pemeriksaan laboratorium klinik rutin tidak spesifik untuk leptospirosis, dan hanya menunjukkan beratnya komplikasi yang telah terjadi.


PEDOMAN TATALAKSANA KASUS DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM LEPTOSPIROSIS DI RUMAH SAKIT

Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan kuman leptospira patogen. Zoonosis ini merupakan salah salah satu dari the emerging infectious diseases. dan menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah beriklim tropis dan subtropis, dengan curah hujan tinggi seperti Indonesia.
Gejala klinis leptospirosis yang tidak spesifik dan sulitnya tes laboratorium untuk konfirmasi diagnosis mengakibatkan penyakit ini seringkali tidak terdiagnosis.
Pejamu reservoar kuman leptospira adalah roden dan hewan peliharaan, dengan manusia sebagai hospes insidentil. Penularan terjadi secara langsung dari cairan tubuh hewan infeksius atau tidak langsung dari lingkungan terkontaminasi kuman leptospira. Penularan dari manusia ke manusia jarang namun dapat terjadi melalui hubungan seksual, air susu ibu dan sawar plasenta.
Menurut keparahan penyakit, leptospirosis dibagi menjadi ringan dan berat, tetapi untuk pendekatan diagnosis klinik dan penanganannya, dibagi menjadi leptospirosis anikterik dan leptospirosis ikterik.
Mayoritas kasus leptopirosis adalah anikterik yang terdiri dari 2 fase/stadium yaitu fase leptospiremia/ fase septikemia dan fase imun, yang dipisahkan oleh periode asimtomatik.
Pada leptospirosis ikterik, demam dapat persisten dan fase imun menjadi tidak jelas atau nampak tumpang tindih dengan fase septikemia. Keberadaan fase imun dipengaruhi oleh jenis serovar dan jumlah kuman leptospira yang menginfeksi, status imunologi, status gizi pasien dan kecepatan memperoleh terapi yang tepat.
Manifestasi klinis berupa demam ringan atau tinggi yang bersifat remiten, mialgia terutama pada otot betis, conjungtival suffusion (mata merah), nyeri kepala, menggigil, mual, muntah dan anoreksia, meningitis aseptik non spesifik.
Gejala klinik leptospirosis ikterik lebih berat, yaitu gagal ginjal akut, ikterik dan manifestasi perdarahan (penyakit Weil ). Selain itu dapat terjadi Adult Respiratory Distress Syndromes (ARDS), koma uremia, syok septikemia, gagal kardiorespirasi dan syok hemoragik sebagai penyebab kematian pasien leptospirosis ikterik.
Faktor-faktor prognostik yang berhubungan dengan kematian pada pasien leptospirosis adalah oliguria terutama oliguria renal, hiperkalemia, hipotensi, ronkhi basah paru, sesak nafas, leukositosis >12.900/ mm3, kelainan Elektrokardiografi (EKG) menunjukkan repolarisasi, dan adanya infiltrat pada foto pecitraan paru.

Kasus leptospirosis jarang dilaporkan pada anak, karena tidak terdiagnosis atau manifestasi klinis yang berbeda dengan orang dewasa.
Pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk memastikan diagnosa leptospirosis, terdiri dari pemeriksaan secara langsung untuk mendeteksi keberadaan kuman leptospira atau antigennya (kultur, mikroskopik, inokulasi hewan, immunostaining, reaksi polimerase berantai), dan pemeriksaan secara tidak langsung melalui pemeriksaan antibodi terhadap kuman leptospira( MAT, ELISA, tes penyaring).
Baku emas pemeriksaan serologi adalah MAT, suatu pemeriksaan aglutinasi secara mikroskopik untuk mendeteksi titer antibodi aglutinasi, dan dapat mengidentifikasi jenis serovar.
Pemeriksaan penyaring yang sering dilakukan di Indonesia adalah Lepto Tek Dri Dot dan LeptoTek Lateral Flow.
Diagnosis leptospirosis dapat dibagi dalam 3 klasifikasi yaitu :
Suspek, bila ada gejala klinis, tanpa dukungan tes laboratorium.
Probable, bila gejala klinis sesuai leptospirosis dan hasil tes serologi penyaring yaitu dipstick, lateral flow, atau dri dot positif.
Definitif , bila hasil pemeriksaan laboratorium secara langsung positip, atau gejala klinis sesuai dengan leptospirosis dan hasil tes MAT / ELISA serial menunjukkan adanya serokonversi atau peningkatan titer 4 kali atau lebih.
Terapi leptospirosis mencakup aspek terapi aspek kausatif, dengan pemberian antibiotik Prokain Penisilin, Amoksisilin, Ampisilin, Doksisiklin pada minggu pertama infekasi, maupun aspek simtomatik dan suportif dengan pemberian antipiretik, nutrisi, dll.
Semua kasus leptospirosis ringan dapat sembuh sempurna, berbeda dengan leptospirosis berat yang mempunyai angka CFR tinggi, antara 5 ? 40%. Prognosis ditentukan oleh berbagai faktor seperti virulensi kuman leptospira, kondisi fisik pasien, umur pasien, adanya ikterik, adanya gagal ginjal akut, gangguan fungsi hati berat serta cepat lambatnya penanganan oleh tim medik.
Pencegahan penularan kuman leptospira dapat dilakukan melalui tiga jalur intervensi yang meliputi intervensi sumber infeksi, intervensi pada jalur penularan dan intervensi pada pejamu manusia.


PENGAMATAN GERAKAN LEPTOSPIRA DALAM URINE
DENGAN CARA SEDERHANA

A. Halim Mubin* Gatot Lawrence**
* Sub Bagian Penyakit Infeksi/Menular,
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNHAS;
** Bagian Patologi FK UNHAS; PETRI UjungPandang

ABSTRAK
Pemeriksaan sederhana dengan mikroskop biasa dapat dideteksi adanya Leptospira dalam urine tanpa atau dengan pewarnaan.
Pada preparat hidup dapat dilihat gerakan-gerakan maju, mundur atau rotasi mulai dari gerakan lambat sampai yang cepat. Umumnya bentuk spiralnya sulit tampak dengan pembesaran 10 x 40 kali. Leptospira yang bergerak cepat pada akhirnya berhenti bergerak dengan sendirinya. Sebagaian tampak membelah diri dengan cara terpotong melintang, sehingga terpisah menjadi mother dan daughter leptospira. Hanya sebagaian kecil yang bergerak dengan bentuk spiral yang jelas.
Morfologi leptospira lurus atau melengkung, bentuk spiralnya sulit kelihatan dan begitu pula ujungnya berupa kait (hook). Ukurannya panjangnya bervariasi antara pendek, sedang dan panjang. Beberapa tampak seperti Streptokokus.
Dengan pewarnaan Giemsa berwarna kemerah-merahan, dan dengan gram merah kebiru-biruan (gram negatif). Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk menetapkan diagnosis leptospira pada seseorang.

ABSTRACT
Simple diagnostic method by using light microscopy can be used for detecting leptospira in the urine with or without staining. In a living specimen we can observe the movement i.e. forward, backward and rotating, as well as slow and fast. The morphology of leptospira is spiral and difficult to be observed under 10x40 magnification. The fast moving leptospira usually stop by itself. Some of them have a segmented body and evetually separated. Thereby a mother and daughter leptospira can be seen. The morphology usually straight, spiral with hook ending. The size varied from short, intermediate, and long. Some of them look like streptococcus. With Giemsa staining the germ looks pink, and Gram staining it will look blue ( Gram negative). Further study is needed to evaluate the characteristic and diagnostic approach of leptospira in human (J Med Nus 1996; 17:72-76).

Leptospira merupakan kelompok kuman yang dapat menyebabkan leptospirosis, termasuk penyakit zoonosis, yang patogen disebut Leptospira interrogans dan yang tidak petogen disebut Leptospira biflexa. Disebut interrogans karena bentuknya menyerupai tanda tanya (?) (interrogative : menanyai) (Sanford, 1984). Ada 3 serovar yang sering menyebabkan infeksi pada manusia yaitu Leptospira ictrerohaemorrhagiae pada tikus, Leptospira canicola pada anjing dan Leptospira pomona pada sapi dan babi. Yang paling sering menyebabkan penyakit berat (penyakit Weil) adalah Leptospira ictreromorrhagiae. Leptospira masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan urine yang mengandung Leptospira. Disamping itu dapat juga melalui kulit yang lecet atau melalui konyuktiva (Jacobs RA, 1995). Leptospira yang masuk tubuh manusia adalah patogen (Leptospira interrogans).
Untuk mengamati gerakan Leptospira digunakan mikroskop lapangan gelap (darkfield microscope). Alat ini sulit disiapkan di daerah perifer, sehingga diagnosis sangat sulit dilacak, walaupun secara klinis prevalensi Leptospira dewasa ini semakin meningkat.

BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Bahan penelitian
Bahan pemeriksaan adalah urine segar penderita yang suspek penyakit Weil.
Cara pemeriksaan :
A. Pemeriksaan urine langsung

Sebanyak 5 ml urine segar dimasukkan ke dalam tabung sentrifus.
Urine dipusing dengan kecepatan 1000-1500 rpm selama 5-10 menit.
Supernatan tabung sentifus dibuang, sehingga endapan tersisa bersama dengan urine sebanyak 1-2 tetes. Dalam prakteknya tabung dituang saja selama 3 detik lalu kemudian tabung diletakkan pada rak tabung yang telah disediakan.
Dengan hati-hati satu tetes urine tersebut disedot dengan pipa pasteur, lalu diletakkan ke atas gelas obyek kemudian ditutup dengan kaca penutup yang agak kecil (berukuran 22x22 mm). Harus dijaga agar tetesan tidak terlalu banyak, supaya urine tidak melimpah setelah ditutup dengan kaca penutup.
Preparat tersebut langsung diperiksa tanpa pewarnaan di bawah microskope dengan pembesaran 10 x 40.
Cahaya diatur jangan sampai terlalu terang yang menyilaukan atau justru cahaya terlalu gelap, karena pada kedua keadaan tersebut leptospira tidak akan tampak. Jadi kekuatan cahaya yang diatur sedemikian rupa kira-kira sama kuatnya bila hendak melihat sedimen urine.
Karena Leptospira bergerak, maka untuk mengamatinya secara cermat sewaktu-waktu diperlukan perubahan fokus.
Leptospira yang tidak bergerak terlalu cepat dapat dilihat bentuknya lebih jelas pada pembesaran 10 X 100 dengan minyak emersi.

B. Pemeriksaan dengan pewarnaan
Dilakukan seperti langkah 1 sampai 3 di atas.
Urine yang diteteskan di atas kaca obyek dibuat preparat halus yang tipis lalu dikeringkan.
Setelah kering difiksasi dengan methanol
Setelah kering dengan methanol diberi pengecetan Giemsa atau Gram.

HASIL PENGAMATAN
Hasil dapat diperoleh dari pemeriksaan tanpa pewarnaan atau dengan pewarnaan.
A. Pemeriksaan tanpa pewarnaan
Pada pemeriksaan Leptospira tanpa pewarnaan akan tampak beberapa keadaan sebagai berikut :
Bentuk leptospira
Ukuran Leptospira tidak sama, bervariasi antara 2? - 24?. Ada tiga ukuran panjang yaitu:
Berukuran mini, hanya menyerupai kuman berbentuk batang, ukurannya 4-6? (lebar 0,1-0,2?).
Ukuran sedang 2-3 X ukuran mini
Ukuran terpanjang, biasanya ukurannya 2 x ukuran sedang
Sebagaian leptospira berbentuk menyerupai streptokokus, dimana yang berukuran mini hanya terdiri dari 2 koki

Gerakan Leptospira
Ditemukan bentuk-bentuk batang yang bergerak maju sesuai dengan sumbu memanjang.
Ada yang bergerak sangat lincah, sehingga cepat melintasi lapangan penglihatan pada pembesaran 10x40 apalagi pada pembesaran 10x100. (pada pembesaran 10x100 Leptospira sulit dilihat). Kadang-kadang ada yang tampak bergerak secara rotasi bila mengambil arah vertikal. Umumnya yang bergerak lincah berukuran mini.
Ada yang bergerak sangat lemah, hanya dengan pengamatan yang teliti dapat diamati gerakannya terutama pada pembesaran 10x 100.
Ada yang tidak bergerak. Kalau diamati agak lama, maka beberapa Leptospira yang aktif akhirnya akan berhenti bergerak.
Hanya sebagaian kecil leptospira yang bergerak dengan bentuk spiral yang jelas.
Beberapa bentuk leptospira dari urine penderita Penyakit Weil
Leptospira yang berukuran panjang bila bergerak sekali cukup laju dan jauh jangkauannya. Mereka kadang-kadang bergerak kesatu arah, tetapi bila mengalami hambatan sering bergerak ?mundur? tanpa mengubah haluan, namun kecepatan geraknya secepat gerakan maju. Bila diamati terus, maka Leptospira ukuran terpanjang ini merupakan dua Leptospira yang akan membelah secara melintang, dimana ?kepalanya? lebih dahulu lahir. Setelah ?aterm? keduanya aktif untuk memisahkan diri dengan adanya pemisahan antara kedua ?ekor?. Rupanya adanya gerakan ? maju? dan ? mundur? tersebut di atas sebagai akibat dari gerakan individu pertama ke depan, sementara individu kedua tertarik saja, dan bila ?mundur? berarti individu kedua yang maju sedangkan individu pertama diam dan mengikut saja. Jadi sebelum keduanya berpisah untuk membentuk individu masing-masing, mereka dapat bergerak bergantian atau bersamaan dengan arah yang berlawanan.
Gerakan-gerakan inilah yang akhirnya memisahkan antara mother dan dauhter Leptospira tersebut. Spiralisasi gerakan badannya tidak begitu jelas, kadang-kadang hanya tampak seperti bergetar saja.
B. Dengan Pewarnaan Giemsa dan Gram
Dengan pewarnaan Giemsa Leptospira akan tampak sebagai batang-batang kecil yang lurus atau melengkung berwarna kemerah-merahan, tidak berbentuk spiral. Dengan pengecetan Gram berwarna merah kebiru-biruan (Gram Negatif). Kita mesti hati-hati dengan hyphe jamur yang kadang-kadang juga ditemukan.

DISKUSI
Kebanyakan penulis mengemukakan bahwa Leptospira hanya dapat dilihat dengan mikroskop lapangan gelap (dark-field microscopy), fase kontrast (phase contrast) atau dengan cara imunofluoresens dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa (light microscopy) (Alexander, 1983; McClain, 1985; Kempe, 1987). Leptospira muncul dalam urine pada minggu kedua penyakit dan dapat bertahan satu bulan atau lebih (Kempe, 1987).
Tidak jelasnya bentuk spiral dari Leptospira sewaktu bergerak mungkin karena spiralnya sangat halus (very fine spiral) (Jawetz, 1982). Tetapi jika diamati beberapa preparat akan tampak beberapa Leptospira bergerak dengan spiral jelas. Dan gerakan rotasi jelas tampak pada waktu Leptospira bergerak secara vertikal. Gerakan maju mundur (move forward and backward) dalam urine dapat ditemukan sebagaimana dikemukan oleh Alexander (1983), bila Leptospira berada dalam medium cair yang lain.
Dengan pemeriksaan lapangan redup pada mikroskop biasa morfologi leptospira secara umum dapat dilihat. Hal mana akan terlihat lebih jelas pada pemeriksaan khusus dengan darkfield microscope (Jawets, 1982). Dengan scaning mikrograf elektron akan tampak kait dan spiralnya (Boyd and Hoerl, 1986). Dengan menggunakan mikroskop biasa struktur yang yang lebih kecil masih sulit terlihat dengan jelas.
Dalam keadaan tidak bergerak tanpa pewarnaan atau dengan pewarnaan atau dengan pewarnaan Giemsa atau Gram sebahagian Leptospira terkesan seperti streptokokus, sesuai dengan yang dikemukan potrais (pendekatan pribadi, seorang peneliti Belgia).
Ukuran Leptospira bervariasi antara 4-20? (Sparling dan Basemen, 1980; Joklik, 1984). Hal yang sama ditemukan pada penelitian ini ada yang berukuran mini, sedang dan panjang. Ukuran bervariasi dari 4 ? sampai 25 ?. Dengan pemeriksaan sederhana ini memungkinkan mengamati Leptospira pada pemeriksaan rutin urine dengan cukup mudah sambil dapat mengikuti gerakan-gerakannya.

KESIMPULAN
Leptospiruria mudah dideteksi dengan menggunakan mikroskop biasa dengan mengatur lapangan penglihatan redup (agak gelap) pada pembesaran minimal 10x40 atas preparat tanpa pewarnaan.
Adanya Leptospiruria dianggap positif bila ditemukan Leptospira yang bergerak minimal satu dalam satu lapangan penglihatan 10x40.
Leptospiruria belum dapat memastikan apakah Leptospira interrogans atau Leptospira biflexa.
Dengan pewarnaan Giemsa dan Gram sulit memastikan Leptospira karena bentuknya menyerupai hyphe jamur
Pemeriksaan leptospiruria tanpa pewarnaan lebih mudah mendeteksi Leptospira dari pada dengan pewarnaan Giemsa atau Gram.
Informasi tentang gerakan-gerakan Leptospira dalam urine dapat pula dilihat dalam Jurnal Medika Nusantara, 1996, vol 17, halaman 72-76.

BERATNYA LEPTOSPIRURI ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
BERAT-RINGAN JUMLAH/LP 10X40 POSITIFITAS
RINGAN <50 +
SEDANG >50-100 ++
BERAT >100 +++

RUJUKAN
Alexander AD : Leptospirosis, in infection diseases, Hoeprich PD (Ed), 3rt Ed, Harper & Row Publishers, Philadelphia, 1985, 751-759.
Boys RE and Hoerl BG : Spirochetal and curved rods, In Basic Medical Micribiology, 3rd, Little Brown co, Toronto, 1986, 593-612
Jacobs RA: International Disease Spirochetal, In Current Medical Diagnosis & Treatment, Tierney LM (Eds), 34th Ed, A Lange Medical Book, London 1995, 1197-1214.
Jawetz E, Melnick JL and Adelbergh EA: Spirochetes & Other Spiral Microorganisme, Review of Medical Microbiology, 15th Ed., Lange Medical Publications, California, 1982, 253-260.
Joklik WK, Willett HP, and Amos DB: Treponema Borrelia, and Leptospira, In Zinsser Microbiology, 18th Ed, Appleton?Century-Crofts, Norwalk, 1984, 728-739.
Kempe CH, Silver HK, O?brien O, et al: Leptospirosis, In Current Pediatric Diagnosis & Treatment 1987, 9th Ed, Appleton & Lange, Norwalk, 1987, 893-894.
McClaim JB : Leptospirosis, In Cecil Textbook of Medicine, Myngaarden JB and Smith LH (Eds), Vol-2, WB Saunder Co, Tokyo, 1985, 1666-1668.
Sanford JP : Leptospirosis, In Hunter?s Tropical Medicine, 16th Ed, Stricland GT (Ed), WB Saunders Co, Tokyo, 1984, 262-270.
Sparling PF and Baseman JB: The Spirochetes, In Microbiology, 3rd Ed, Davis BD (Eds), Harper International Ed, Philadelphia, 1980, 751-7


Cari